Matkul :pengetahuan
lingkungan
Nama :Andy Permana
Kelas :3ID01
NPM :30411836
Tugas Ke :1
Bulan :April
Teori Pengetahuan Lingkungan Sumber Daya
Alam
Sumberdaya Alam Dan Pemanfaatan Sumber
Daya Alam
Sumberdaya adalah suatu yang memiliki nilai guna.
Sumberdaya alam adalah keseluryuhan faktor fisik, kimia, biologi dan sosial
yang membentuk lingkungan sekitar kita. Hunker (1964 dalam cutter,dkk,2004)
menyatakan bahwa sumberdaya alam adalah semua yang berasal dari bumi, biosfer,
dan atmosfer, yang keberadaanya tergantung pada aktivitas manusia. Semua bagian
lingkungan alam kita (biji-bijian, pepohonan, tanah, air, udara, matahari,
sungai) adalah sumberdaya alam. Bagaimana keberadaan sumberdaya alam tersebut
sangat tergantung pada pilihan-pilihan bentuk pengelolaan yang dilakukan oleh
umat manusia. Biji, benih, pohon, air, udara, matahari, sungai, dikatakan sumberdaya
ketika kita mengetahui nilai gunanya. They
are the ‘neutral stuff’ that makes up the world, but they become resources when
we find utility in them (Hunker, 1964).
Sumber
http://elisa1.ugm.ac.id/files/marhaento/tpgjWkNB/Lecture%20note%201st%20chapter.pdf
Ekologi.
Ekologi adalah ilmu yang memperlajari hubungan timbal balik
antara organism-organisme hidup dengan lingkunganya. Berasal dari kata yunani
oikos (habitat) dan logos (ilmu). Sangat diperhatikan dengan hubungan energy
dan menemukannya kembali kepada matahari kita yang merupakan sumber energy yang
digunakan dalam fotosintesis.
Habitat (berasal dari kata dalam bahasa latin yang berarti
menempati) adalah tempat suatu spesies tinggal dan berkembang. Pada dasarnya,
habitat adalah lingkungan paling tidak lingkungan fisiknya disekeliling
populasi suatu spesies yang mempegaruhi dan dimafaatkan oleh spesies tersebut.
Menurut Clements dan Sheford (1993), habitat adalah lingkungan fisik yang ada
disekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.
Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup
berbagai kelompok spesies ( mereka berbagai habitat yang sama) maka habitat
tersebut disebut sebagai biotope. Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan
yang tinggal disuatu habitat pada suatu lokasi geografis tertentu.
Ekologi adalah dasar pokok ilmu lingkungan, inti
permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah ekologi yakni hubungan
makluk hidup, khususnya manusia dengan lingkunganya. Komponen-komponen tersebut
berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang
teratur. Misalnya pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari
ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai kompenen biotik,
sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan
oksigen yang terlaru dalam air.
Ilmu Lingkungan
Ilmu lingkungan adalah ekologi yang menerapkan berbagai
azas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas, yang menyangkut pula
hubungan manusia dengan lingkunganya. Ilmu lingkungan adalah ekologi terapan
ilmu lingkungan ini mengintergrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan
timbale balik antara jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungnya.
Ilmu lingkungan (environmental science
atau envirology) adalah ilmu
yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Ilmu lingkungan adalah suatu studi
yang sitematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas
didalamnya. Perbedaam utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya
misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeleruh
tentang alam sekitar, dan dampak perlakukan manusia terhadap alam. Misi
tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan
keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh.
Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas
berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu lainnya; biologi, biokimia, hidrologi,
pceampgrafo, meteorology, ilmu tanah, geograsi, demografi, ekonomi dan
sebagainya). Yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang
menyangkut hubungan antara mahluk hidup dengan lingkunganya.
Ilmu lingkungan merupakan penbaran atau terapan dari ekologi. Ilmu Lingkungan merupakan salah satu
ilmu yang mengitergrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk
manusia) dengan lingkungnya, antara lain aspek social, ekonomi, kesehatan,
pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu poros, tempat
berbagai asas dan konsep berbagai ilmu saling terkait satu sama lain untuk
mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungnnya.
Sumber
Azas-Azas Pengetahuan lingkungan
Azas pengetahuan lingkungan adalah prinsip atau aturan yang
mengatur tentang pengelolaan lingkungan. Terdapat kondisi dan tata hubungan
antar kompenen lingkungan mempunya keteraturan atau menganut asas tertentu,
bermanfaat untuk landasan pengelolaan lingkungan, penyimpangan asas dapat
mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Azas didalam suatu ilmu pada
dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian
digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan siatuasi yang
lebih spesifik. Azas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian
metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh
ilmuan secara meluas. Tetapi ada pula azas yang hanya diakui oleh segolongan
ilmuwan tertentu saja, karena azas ini hanya merupakan penyamarataan secara
empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang lebih terbatas,
sehingga terkadang azas ini menjadi bahan pertentangan. Namun demikian
sebaliknya apabila suatu azaz sudah diuji berkali-kali dan hasilnya terus dapat
dipertahankan, maka azas ini dapat berubah statusnya menjadi hukum. Begitu pula apabila azas yang mentah
masih berupa dugaan ilmiah seorang penelitian, biasa disebut hipotesis.
Hipotesis ini dapat menjadi azas apabila diuji secara terus menerus sehingga
mempoler kesimpulan adanya kebenaran yang dapat diterapkan secara umum. Untuk
mendapatkan azas baru dengan cara pengujian hipotesis ini disebut cara induksi
dan kebanyakan dipergunakan dalam bidang-bidang biologi, komia, fisika. Disini
metode membuat kesimpulan yang menyeluruh, sebaliknya cara lain yaitu dengan
cara dedukasi dengn menggunakan kesimpulan umum
untuk menerangkan kejadian yang spesifik. Ada beberapa azas pengetahuan
lingkungan:
1. Azas 1 (Hukum termodinamika).
Azas 1 ini disebut juga dengan hukum koservasi
energi, dalam ilmu fisika
sering disebut sebagai hukum termodinamika
pertama. Azas ini menerangkan
bahwa energi dapat diubah, dan energi yang memasuki jasad hidup, populasi
ataupun ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan ataupun yang
terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sustem kehidupan sebagai pengubah
energi. Dengan demikian dalam sistem kehidupan dapat ditemukan berbagai
strategi untuk mentransformasi energi, maka dibutuhkan “pembukuan masukan dan
keluaran kalori dalam sistem kehidupan”.
2. Azas 2 ( tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul
efisien).
Azas ini tak lain adalah hukum thermodinamika II, ini berarti energi yang tak pernah
hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk
yang kurang bermanfaat. Azas ini sama dengan hukum termodinamika
kedua dalam ilmu fisika. Hal
ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi
tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan
energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang
kemudian beradiasi ke angkasa. Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan
baik oleh jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan
energi dapat dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain.
3. Azas 3 (Materi,energi,ruang, waktu, dan
keanekaragaman,termasuk katagori sumberdaya alam.)
Pengubahan energi oleh sistem biologi harus berlangsung
pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi dilingkungannya.
Pengaruh ruang secara azas adalah beranalogia dengan materi dan energi sebagai
sumber alam.
4. Azas 4 (untuk semua katagori sumber daya alam, kalau
pengadaanya sudah mencapai optimum, Pengaruh unit kenaikannya sering menurut
dengan penambahan sumber alam itu sampai kesuatu tingkat maksimum. Melampaui
bata maksimum ini tak akan ada pengaruh mengntungkan lagi.)
Untuk semua katagori sumber alam (kecuali keanakaragaman
dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan
berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah azas penjenuhan. Untuk
banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghacuran yang disebabkan oelh
pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum, azas 4 tersebut
terkandung arti bahwa pengadaan sumber alam mempunya batas optimum, yang
berarti pula batas maksimum mampun batas minimum pengadaan sumberalam akan
mengurangi daya kegiatan sistem biologis.
5. Azas 5
Pada azas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber
alam yang tidak dapat menimbulkan rangsagan untuk penggunaan lebih lanjut,
sedangkan kedua sumber yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan
lebih lanjut.
6. Azas 6
Individu dan spesies yang mempunya lebih banyak keturunan
daripada saingannya, cendurung berhasil mengalahakan saingannya. Azas ini
adalah pernyataan teori darwin dan wallace. Pada jasad hidup terdapat perbedaan
sifat keturunan dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik
atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasi sehingga timbul
persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam
persaingan. Dapat diartikan pula jasad hidup yang adaptif akan mampu
menghasilkan banyak keuturunan daripada yang non-adaptif, pada azas ini ebrlaku
“seleksi alam”.
7. Azas 7
Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di
alam “Mudah diramal”. “Mudah diramal” adanya keteraturan yang pasti pada pola
faktor lingkungan pada suatu periode yang raltif lama terdapat fluktuasi
turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya
untuk diramalkan berbeda dari suatu habitat ke habitat lain. Dengan mengetahui
keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu
diketahu berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan.
8. Azas 8
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman
takson, bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat
memisahkan takson tersebut. Pada azas ini menyatakan bahwa setiap spesies
mempunya nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan
satu sama lain tanpa berkompetisi. Karena satu sama lain mempunya kepentingan
dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang
terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan teleran terhadap lingkungan
yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan
ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
9. Azas 9
Keanekaragaman komunitas sebanding dengan biomassa dibagi
produktivitas,
Azas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran
energi dalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas
organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas. Pada azas ini menurut Morowitz
(1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekanragaman
dalam suatu sistem biologi.
10. Azas 10
Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomassa
dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
Dalam azas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang
mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisini
yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain
kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh nergi matahari
yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman biomassa masih dapat
meninggkat dalam perjalanan waktu.
11. Azas 11
Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang
belum mantap (belum dewasa). Dari azas ini adalah pada ekosistem, populasi yang
sdah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi
ke arah yang belum dewasa.
12. Azas 12
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung
pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan. Azas ini merupakan
kelanjutan dari azas 6 dan 7. Apabila pemilihan(seleksi) berlaku. Tetapi
keanekaragaman terus meningkat dilingkungan yang sudah stabil, makan dalam
perjalan waktu dapat diharpkan adanya perbaikan terus-menurus dalam sifat
adaptasi terhadap lingkungan.
13. Azas 13
Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya
penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap. Yang kemudian
dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi. Azas ini merupakan
penjabaran dari azas 7,9 dan 12 pada komunitas yang mantap, jumlah jalur energi
yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu
goncangan pada salah satu jalur, makan jalaur yang lain akan mengambil alih
dengan demikian komunitas masih tetatap terjaga kemantapnnya. Apabila kemantapan
lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekagaraman biologi, maka
kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem
yang mantap dan komunitas yang mantap mempunya umpan balik yang sangat
kompleks.
14. Azas 14
Azas ini merupakan kebalikan dari azas ke 13, tidak adanya
keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum
mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-ciri lingkungan/ komunitas yang mantap.
a. Jumlah
jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)
b. Lingkungan fisik mantap (mudah “diramal”)
c. Sistem
kontrol umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks
d. Efisiensi penggunaan energi
e. Tingkat
keanekaragaman tinggi
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar