Sabtu, 13 Juni 2015

kasus Pertumbuhan penduduk


Tugas Ke 2 tulisan berisi kasus

Matkul        :Pengetahuan Lingkungan

Nama          :Andy Permana

Kelas           :3ID01

NPM           :30411836

Tugas Ke    : Minggu ke 3

Bulan          : Mei


Permasalahan Penduduk

Permasalahan penduduk di Indonesia setidaknya terdapat 3 (tiga) faktor utama. Pertama, kualitas penduduk rendah. Kualitas penduduk yang rendah menimbulkan dampak negatif yang berantai. 1) Dunia usaha terpaksa menyerap tenaga kerja yang tidak berkualitas. Saat ini sekitar 70 persen angkatan kerja Indonesia hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan tidak tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dampaknya produktivitas rendah sehingga produk hasil industri Indonesia kurang bisa bisa bersaing di pasar global.

2) Pengangguran tinggi, karena penduduk tidak mempunyai pendididkan yang memadai dan tidak pula memiliki ketrampilan kerja, maka sulit diterima untuk bekerja di sektor formal, di pemerintah maupun di swasta. Satu-satunya jalan keluar bagi mereka untuk bertahan hidup adalah terjun ke sektor informal. Sektor ini hampir tidak ada prospeknya, karena tidak mendapat dukungan dari perbankan, tidak ada perlindungan hukum dari pemerintah, tidak ada tempat berusaha permanen, sehingga mereka berdagang dipinggir jalan atau di trotoar, yang setiap saat ditertibkan aparat. Dampak lanjutannya tidak bisa tidak, sulit dicegah terjadinya,

3) Kemiskinan masif. Pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 berjumlah 28,28 juta orang, dengan garis kemiskinan sebesar Rp 302.732 perkapita (AntaraNews.com, Selasa, 01 Juli 2014). Jika batas garis kemiskinan tersebut dibagi 30 hari, maka penghasilan perkapita setiap hari sebesar Rp 10.091. Batas garis kemiskinan tersebut tidak masuk akal, karena ditengah tingginya inflasi sembilan bahan pokok yang dalam 5 tahun terakhir mencapai 60 persen, maka jumlah tersebut sangat kecil dan tidak ada orang yang bisa hidup dengan penghasilan sebesar itu. Dengan garis kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia sebesar US$ 2/hari dengan kurs rupiah 1 dolar Amerika Serikat sebesar Rp 12.000, berarti garis kemiskinan Rp 24.000/hari, maka masih sangat sulit hidup dengan penghasilan sebesar itu.

Kedua, kuantitas penduduk. Sejatinya jumlah penduduk yang besar bisa memberi dampak positif bagi kemajuan suatu bangsa seperti China, Amerika Serikat dan lain-lain. Akan tetapi, jumlah penduduk yang besar, jika tidak diimbangi dengan kualitas penduduk, maka akan menjadi beban bagi suatu bangsa dan negara. Indonesia sedang menghadapi masalah kependudukan karena mayoritas penduduknya tidak berkualitas. Dampak negatifnya antara lain,

1) Kesenjangan sosial ekonomi. Gini ratio Indonesia telah mencapai 0,43 persen. Ini amat membahayakan bagi stabilitas sosial politik dan keamanan.

2) kekerasan sosial mudah terjadi. Hal itu sudah terbukti dalam kehidupan sosial, karena persoalan kecil bisa meledak menjadi konflik sosial.

Ketiga, persebaran penduduk tidak merata. Sebagai gambaran, pulau Jawa jumlah persentase penduduk mencapai 57,49 %, sementara pulau Sulawesi hanya 7,31 %, pulau Kalimantan sebesar 5,80 %, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 5,50 persen, sedang Maluku dan Papua sebesar 2,60 persen.


Tanggapan terhadap Kasus

Menurut pendapat saya, kasus diatas dapat mengkhawatirkan penduduk indonesia, saya setuju dengan pemikiran permasalahan dari bapak musni umar bahwa di indonesia masih minimnya para pekerja yang  layak  dan akhirnya mengambil angkatan kerja Indonesia hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan tidak tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dampaknya produktivitas rendah sehingga produk hasil industri Indonesia kurang bisa bisa bersaing di pasar global.  karena penduduk tidak mempunyai pendididkan yang memadai dan tidak pula memiliki ketrampilan kerja, maka sulit diterima untuk bekerja di sektor formal, di pemerintah maupun di swasta. Satu-satunya jalan keluar bagi mereka untuk bertahan hidup adalah terjun ke sektor informal. Sektor ini hampir tidak ada prospeknya, karena tidak mendapat dukungan dari perbankan, tidak ada perlindungan hukum dari pemerintah, tidak ada tempat berusaha permanen, sehingga mereka berdagang dipinggir jalan atau di trotoar, yang setiap saat ditertibkan aparat. Dampak lanjutannya tidak bisa tidak, sulit dicegah terjadinya,

Saran saya terhadap kasus ini adalah diadakannya kursus dibidangnya masing-masing agar penduduk indonesia yang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama dapat meningkatkan produksivitas hingga bisa bersaing dengan perusahaan lain sehingga tidak ada lagi persaingan yang mempermasalahkan produktivitas.


sumber:http://www.kompasiana.com/musniumar/musni-umar-permasalahan-kependudukan-di-indonesia-dan-pemecahannya_54f42048745513802b6c87c6



Tidak ada komentar:

Posting Komentar