Kamis, 18 Juni 2015

ilmu teknologi dan lingkungan

Tugas Ke 3 tulisan berisi kasus
Matkul    :Pengetahuan Lingkungan
Nama     :Andy permana
Kelas     :3ID01
NPM     :30411836
Tugas ke: minggu ke 3
Bulan    :juni



Tentu masih ingat Joko Suprapto, yang disebut-sebut menemukan bahan bakar dari air. Joko Suprapto cs ini juga menawarkan trafo pembangkit listrik kepada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Ternyata, setelah diteliti para pakar, alat itu bukanlah pembangkit listrik. Ini penipuan berkedok inovasi teknologi.

Alat yang diberi nama Pembangkit Listrik Mandiri Jodhipati ini dipasang di Kampus UMY. Proyek listrik murah ini memang inisiatif Joko Suprapto dan Purwanto cs. Selain menawarkan listrik murah, Joko Suprapto juga menawarkan proyek bahan bakar dari air, yang diberi nama Banyugeni. Sebelumnya Joko Suprapto cs menawarkan proyek ini ke UGM, namun ditolak.

Para pakar yang selama ini 'tersihir' oleh Joko Suprapto akhirnya membongkar alat ajaib itu. Setelah dicek, ternyata kotak ajaib itu tidak ada apa-apanya. Kabar bahwa kotak ajaib itu adalah pembangkit listrik ternyata bohong besar, sehingga tidak layak untuk diteruskan.

Hal ini diungkapkan Ketua Badan Pelaksanan Harian (BPH) UMY H. Dasron Hamid, MSc kepada wartawan di kantor PT Mentari Prima Karsa (PT MPK), salah satu badan usaha milik UMY, di Jl Pendidikan No 88, Ngestiharjo Kasihan Bantul, Jumat (13\/6\/2008). Turut hadir dalam pertemuan itu Rektor UMY Dr Khoiruddin Bashori dan Dirut PT MPK Ir Riyam Indarto.

"Setelah dibongkar oleh tim ahli dari Teknik Elektro UMY dan disaksikan pakar kelistrikan dari UGM, alat yang dinamakan Pembangkit Listrik Mandiri Jodhipati itu tidak ada apa-apanya. Ya bohong," kata Dasron.

Menurut Dasron, pembongkaran alat pembangkit dilakukan oleh PT MPK bersama tim dari Teknik Elektro UMY, antara lain Ir Jamal, Ir Ri'fan MT serta melibatkan pakar kelistrikan, antara lain Prof Dr Adhi Susanto (UGM), Sudiartono (PSE UGM) dan Dr Sarjiyo (UGM). Para wakil rektor, dekan, BPH UMY serta aparat kepolisian turut menyaksikan proses pembongkaran alat pembangkit yang dipasang di salah satu ruang di dekat kompleks asrama mahasiswa UMY di kampus terpadu.

"Dua hari kita bongkar dan kemudian kita lihat isinya. Hari pertama alat kita jebol karena ditanam dan disemen beton cor. Setelah berhasil, kita bawa ke kantor PT MPK untuk dilihat isi dalamnya. Ternyata tidak ada apa-apanya," kata Dasron.

Dia menegaskan setelah alat itu dibongkar, tim ahli berkesimpulan bahwa Pembangkit Listrik Mandiri Jodhipati yang didapat dari Joko Suprapto asal Nganjuk Jawa Timur yang diklaim bisa menghasilkan listrik 3 Mega Watt itu bukan pembangkit listrik.

"Kita berani membongkar karena alat itu tidak dapat berfungsi sesuai dengan yang dijanjikan. Mereka selalu molor dan berjanji-janji terus tanpa menepati," kata Dasron.

Selain itu, kata Dasron, PT MPK juga menilai kerja sama proyek listrik yang ditawarkan Joko Suprapto dan Purwanto memang tidak layak, dari segi bisnis. Karena itu, proyek listrik 3 Mega Watt ini dihentikan sampai di sini saja.

Saran saya terhadap kasus ini adalah pemerintah melalui meristek harus melakukan riset terlebih dahulu kepada suatu penemuan atau proyek yang dibuat oleh seseorang. Proyek pembangkit listrik ini jika dilanjutkan akan menghabiskan banyak biaya dari pemerintah, namun tidak ada hasil yang konkrit dari proyek tersebut. Selain itu, progres dari suatu proyek itu harus dikontrol secara tepat oleh pemerintah. Hasil dari proyek harus diawasi secara ketat dengan dimintai laporan secara berkala.


Sumber: http://news.detik.com/berita/955868/alat-pembangkit-listrik-joko-suprapto-cs-bohong-besar 

Minggu, 14 Juni 2015

Ilmu Teknologi dan Lingkungan


Tugas Ke 3 tulisan berisi teori
Matkul    :Pengetahuan Lingkungan
Nama     :Andy permana
Kelas     :3ID01
NPM     :30411836
Tugas ke: minggu ke 1
Bulan    :juni


ILMU TEKNOLOGI DAN LINGKUNGAN
Definisi ilmu pengetahuan dan teknologi
Menurut Robert Shaw dan Janet Shaw (1970), ilmu (science) adalah 1) Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar dan eksperimen, 2) keseluruhan daripada kebenaran-kebenaran utama yang teratur, diperoleh karna pengetahuan sebab akibat dan dapat dibedakan dengan ilmu karena sudut pandangnya. Sementara itu, harsojo (1972) mendefinisikan ilmu sebagai akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasikan. Lebih lanjut Harsoyo mengemukakan ciri-ciri ilmu adalah:
1.)    Bahwa ilmu itu rasional
2.)    Bahwa ilmu itu bersifat empiris
3.)    Bahwa ilmu itu bersifat umum
4.)    Bahwa ilmu itu bersifat akumulatif.
Selain hal di atas, definisi ilmu (science) dari international webster’s dictionary (1987): Science is accumulated knowledge which is systemized and formulated with reference to the discoveries of general truth or the operation laws. Terungkap bahwa secara sederhana ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan diintrepretasi yang menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji dan dapat  diuji ulang secara ilmiah.
Setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian tertentu. Dari sudut pandang filsafat ilmu, Suatu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai ilmu apabila memenuhi ketiga unsur pokok dari suatu ilmu, yaitu ontology (memiliki objek studi), epistimologi (memiliki metode kerja) dan aksiologi (memiliki nilai kegunaan). Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai tiga unsur pokok suatu ilmu yaitu:
1.)    Dari sudut ontologi, Bidang studi yang bersangkutan harus mempunyai objek studi yang jelas. Objek yang dijadikan bahan studi hendaknya dapat diidentifikasikan, dapat diberi batasan-batasan, dapat diuraikan sifat-sifatnya yang esensial. Objek studi itu hendaknya tidak identik dengan objek studi dari ilmu lain, bukan pinjaman dari ilmu lain.
2.)    Dari sudut epistimologi, bidang studi yang bersangkutan hendaknya mempunyai pendekatan dan metodologinya sendiri mengenai bagaimana atau dengan cara-cara apa ilmu itu disusun, dibina dan dikembangkan, Sudah sepantasnya bahwa pendekatan dan metode-metode yang digunakan cocok dengan sifat-sifat hakiki dari objek studinya sendiri.
3.)    Dari sudut aksiologi, bidang studi yang bersangkutan hendaknya dapat menunjukan nilai-nilai teoritis, hukum-hukum, generelisasi, kecenderungan umum, konsep-konsep dan kesimpulan logis, sistematis dan koheren. Di dalam teori atau konsep-konsep itu tidak terdapat kekacauan atau kesemrawutan pikiran atau pertentangan kontradiktif di antara satu dengan lainnya.

Definisi Teknologi
Brown dan brown (1975:14) mendefinisikan teknologi, technology is the application of knowledge by people in order to ferform some task the want done. Sesuai dengan pendapat tersebut, Marawah Daud Ibrahim (1994:17) menambahkan bahwa, ”Sekedar upaya untuk menyemakan persepsi, kiranya perlu dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan di sini adalah suatu jawaban sistematis dari kata “mengapa” (know-why), sedangkan teknologi adalah jawaban praktis dari pertanyaan “bagaimana” (klnow-how)”. Dengan teknologi orang lalu dapat memanfaatkan gejala alam, bahkan bisa mengubahnya.
Soeriaatmadja (2000) mengemukakan teknologi adalah alat dan upaya serta pengetahuan manusia untuk berbuat lebih maju sesuai dengan suatu tataan dan tatanan rencana. Jelaslah bahwa teknologi merupakan suatu yang bersifat praktis, produk dari sebuah ilmu pengetahuan yang digunakan manusia untuk membantu, memudahkan dalam melakukan segala kegiatan pemenuhan kebutuhannya. Dengan perkataan lain, semua bentuk yang sifatnya konkrit, bersifat praktis, bukan hanya dalam bentuk ide yang bernilai positif (menguntungkan) bagi umat manusia.


Definisi Lingkungan Hidup
Pengertian lingkungan hidup menurut undang-undang republik indonesia no. 23 tahun 1997 adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaa dan makhluk hidup lainnya dapat hidup dan berkembang biak. Benda-benda yang dimaksud antara lain dapat berupa semua benda hidup danmati yang dapat atau tidak dapat dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya seperti batuan, benda-benda tambang, tanah dan lahan, tumbuh-tumbuhan udara dan berbagai zat dan sebagainya. Keadaan yang dimaksud dalam lingkungan hidup antara lain:iklim, cuaca, suasana, kesuburan tanah dan lain sebagainya. Sementara itu, daya terkandung makna tenaga atau energi serta komponen untuk bergerak dan berubah. Tenaga atau energy yang ada di alam semesta ini seperti: panas bumi, panas matahari, tenaga angin dan air, serta yang dihasilkan dari hasil karya manusia dengan ilmu dan teknologinya. Dari pengertia tersebut di atas nampak bahwa manusia merupakan bagian dari lingkungan hidup. Manusia mempengaruhi dan dipengaruhi oelh lingkungannya. Kondisi saling mempengaruhi ini berbeda antara satu wilaya dengan wilaya lainnya dan anatara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Semula lingkungan hidup hanya mencakup lingkungan merubah keadaan lingkungan. Kota dibangun, sungai dibendung, hewan dijinakan dan diternakan, cara pertanian memakai bahan kimia, dan lainnya yang menimbulkan lingkungan hidup berkembang seiring waktu.
Menurut arianto (1988) lingkungan hidup manusia secara garis besar terdapat tiga maca lingkungan yaitu:
1.)    Lingkungan fisik. Lingkungan fisik terdiri atas berbagai beda, zat dan keadaan, tanah, air dan udara dengan seluruh kekayaan alam fisik yang ada di atas dan di dalamnya.
2.)    Lingkungan hayati. Lingkungan hayati meliputi segala makhluk hidup dari yang paling kecil (mikro organism) sampai yang besar-besar, baik berupa hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
3.)    Lingkungan sosial. Lingkungan sosial adalah kehidupan manusia dan interaksinya dengan sesamanya.
Peranan IPTEK Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Bagi manusia, alam lingkungan merupakan sumberdaya yang menjamin kehidupan dan sekaligus juga menjadi tantangan. Dari lingkungan, manusia memperoleh apa yang dibutuhkan yang dari waktu ke waktu terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah mereka.
Berbagai cara dan meotde yuang lebih efektif diugnakan manusia untuk memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Yantangan tersebut, Menjadi mendesak untuk segara diatasi mengingat berbagai masalah lingkungan yang ujunganya berdampak buruk bagi manusia itu sendiri. Dasar atau cara berifikir seperti ini penting sebagai landasan dan motivasi kuat agar manusia lebih serius dalam menglola lingkungan yang berkelanjutan.
      Persaingan antarmanusia untuk memperoleh keuntungan dari sumberdaya alam semakin ketat. Karena itu, saat ini dan di masa-masa mendatang alam, lingkungan dengan sumber dayanya menjadi tantangan yang senantiasa wajib diperhitungkan. Di sinilah terletak tuntutan pemanfaatakan kemampuan intelektual.
   Pengalaman, tantangan dan masalah yang selalu mengikutin perjalan hidup manusia, terakumulasi menjadi pengetahuan yang kemudian menjadi ilmu yang berharga bagi kepetingan pemenuhan kehidupan manusia sendiri, masalah dan tantangan makin mempertajam pikiran manusia yang membawa kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, Ilmu pengetahuan tersebut tidak dapat dilepaskan dari perkembangan pikiran atau kemampuan intelektual manusia. Dengan perkataan lain, ilmu pengetahuan tersebut merpuakan produk akal atau budidaya manusia.
Dinamika perkembang IPTEK dalam perjalan ruang dan waktu tampaknya akan terus menurus menjadi tumpuhan untuk menjadi penyerasi dan penyelaras interaksi manusia dengan sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidupnya. Berikut bagian interaksi antara sumber daya alam, sumber daya manusia dan IPTEK

Bagan di atas menunjukkan bahwa IPTEK menjadi unsur penting dalam pengelolaan lingkungan. IPTEK dapat menjadi limbah hasil dari pemanfaatkan sumber daya alam menjadi bawah komoditi yang bernilai bagi manusia dan lingkunganya. Gambaran umum lain mengenai peranan dan posisi IPTEK dalam suatu sistem lingkungan hidup terlihat pada bagian berikut ini


Sabtu, 13 Juni 2015

kasus Pertumbuhan penduduk


Tugas Ke 2 tulisan berisi kasus

Matkul        :Pengetahuan Lingkungan

Nama          :Andy Permana

Kelas           :3ID01

NPM           :30411836

Tugas Ke    : Minggu ke 3

Bulan          : Mei


Permasalahan Penduduk

Permasalahan penduduk di Indonesia setidaknya terdapat 3 (tiga) faktor utama. Pertama, kualitas penduduk rendah. Kualitas penduduk yang rendah menimbulkan dampak negatif yang berantai. 1) Dunia usaha terpaksa menyerap tenaga kerja yang tidak berkualitas. Saat ini sekitar 70 persen angkatan kerja Indonesia hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan tidak tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dampaknya produktivitas rendah sehingga produk hasil industri Indonesia kurang bisa bisa bersaing di pasar global.

2) Pengangguran tinggi, karena penduduk tidak mempunyai pendididkan yang memadai dan tidak pula memiliki ketrampilan kerja, maka sulit diterima untuk bekerja di sektor formal, di pemerintah maupun di swasta. Satu-satunya jalan keluar bagi mereka untuk bertahan hidup adalah terjun ke sektor informal. Sektor ini hampir tidak ada prospeknya, karena tidak mendapat dukungan dari perbankan, tidak ada perlindungan hukum dari pemerintah, tidak ada tempat berusaha permanen, sehingga mereka berdagang dipinggir jalan atau di trotoar, yang setiap saat ditertibkan aparat. Dampak lanjutannya tidak bisa tidak, sulit dicegah terjadinya,

3) Kemiskinan masif. Pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 berjumlah 28,28 juta orang, dengan garis kemiskinan sebesar Rp 302.732 perkapita (AntaraNews.com, Selasa, 01 Juli 2014). Jika batas garis kemiskinan tersebut dibagi 30 hari, maka penghasilan perkapita setiap hari sebesar Rp 10.091. Batas garis kemiskinan tersebut tidak masuk akal, karena ditengah tingginya inflasi sembilan bahan pokok yang dalam 5 tahun terakhir mencapai 60 persen, maka jumlah tersebut sangat kecil dan tidak ada orang yang bisa hidup dengan penghasilan sebesar itu. Dengan garis kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia sebesar US$ 2/hari dengan kurs rupiah 1 dolar Amerika Serikat sebesar Rp 12.000, berarti garis kemiskinan Rp 24.000/hari, maka masih sangat sulit hidup dengan penghasilan sebesar itu.

Kedua, kuantitas penduduk. Sejatinya jumlah penduduk yang besar bisa memberi dampak positif bagi kemajuan suatu bangsa seperti China, Amerika Serikat dan lain-lain. Akan tetapi, jumlah penduduk yang besar, jika tidak diimbangi dengan kualitas penduduk, maka akan menjadi beban bagi suatu bangsa dan negara. Indonesia sedang menghadapi masalah kependudukan karena mayoritas penduduknya tidak berkualitas. Dampak negatifnya antara lain,

1) Kesenjangan sosial ekonomi. Gini ratio Indonesia telah mencapai 0,43 persen. Ini amat membahayakan bagi stabilitas sosial politik dan keamanan.

2) kekerasan sosial mudah terjadi. Hal itu sudah terbukti dalam kehidupan sosial, karena persoalan kecil bisa meledak menjadi konflik sosial.

Ketiga, persebaran penduduk tidak merata. Sebagai gambaran, pulau Jawa jumlah persentase penduduk mencapai 57,49 %, sementara pulau Sulawesi hanya 7,31 %, pulau Kalimantan sebesar 5,80 %, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 5,50 persen, sedang Maluku dan Papua sebesar 2,60 persen.


Tanggapan terhadap Kasus

Menurut pendapat saya, kasus diatas dapat mengkhawatirkan penduduk indonesia, saya setuju dengan pemikiran permasalahan dari bapak musni umar bahwa di indonesia masih minimnya para pekerja yang  layak  dan akhirnya mengambil angkatan kerja Indonesia hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan tidak tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dampaknya produktivitas rendah sehingga produk hasil industri Indonesia kurang bisa bisa bersaing di pasar global.  karena penduduk tidak mempunyai pendididkan yang memadai dan tidak pula memiliki ketrampilan kerja, maka sulit diterima untuk bekerja di sektor formal, di pemerintah maupun di swasta. Satu-satunya jalan keluar bagi mereka untuk bertahan hidup adalah terjun ke sektor informal. Sektor ini hampir tidak ada prospeknya, karena tidak mendapat dukungan dari perbankan, tidak ada perlindungan hukum dari pemerintah, tidak ada tempat berusaha permanen, sehingga mereka berdagang dipinggir jalan atau di trotoar, yang setiap saat ditertibkan aparat. Dampak lanjutannya tidak bisa tidak, sulit dicegah terjadinya,

Saran saya terhadap kasus ini adalah diadakannya kursus dibidangnya masing-masing agar penduduk indonesia yang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama dapat meningkatkan produksivitas hingga bisa bersaing dengan perusahaan lain sehingga tidak ada lagi persaingan yang mempermasalahkan produktivitas.


sumber:http://www.kompasiana.com/musniumar/musni-umar-permasalahan-kependudukan-di-indonesia-dan-pemecahannya_54f42048745513802b6c87c6