Kamis, 26 Maret 2015

Azas-azas pengetahuan lingkungan

Tugas 1 Pengetahuan Lingkungan

Tugas: Azas-Azas pengetahuan lingkungan
Nama:Andy Permana
Kelas: 3ID01
NPM: 30411836


Azas-Azas Pengetahuan lingkungan
Azas pengetahuan lingkungan adalah prinsip atau aturan yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan. Terdapat kondisi dan tata hubungan antar kompenen lingkungan mempunya keteraturan atau menganut asas tertentu, bermanfaat untuk landasan pengelolaan lingkungan, penyimpangan asas dapat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Azas didalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan siatuasi yang lebih spesifik. Azas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuan secara meluas. Tetapi ada pula azas yang hanya diakui oleh segolongan ilmuwan tertentu saja, karena azas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang lebih terbatas, sehingga terkadang azas ini menjadi bahan pertentangan. Namun demikian sebaliknya apabila suatu azaz sudah diuji berkali-kali dan hasilnya terus dapat dipertahankan, maka azas ini dapat berubah statusnya menjadi hukum. Begitu pula apabila azas yang mentah masih berupa dugaan ilmiah seorang penelitian, biasa disebut hipotesis. Hipotesis ini dapat menjadi azas apabila diuji secara terus menerus sehingga mempoler kesimpulan adanya kebenaran yang dapat diterapkan secara umum. Untuk mendapatkan azas baru dengan cara pengujian hipotesis ini disebut cara induksi dan kebanyakan dipergunakan dalam bidang-bidang biologi, komia, fisika. Disini metode membuat kesimpulan yang menyeluruh, sebaliknya cara lain yaitu dengan cara dedukasi dengn menggunakan kesimpulan umum untuk menerangkan kejadian yang spesifik. Ada beberapa azas pengetahuan lingkungan:
1.      Azas 1 (Hukum termodinamika).
Azas 1 ini disebut juga dengan hukum koservasi energi, dalam ilmu fisika sering disebut sebagai hukum termodinamika pertama. Azas ini menerangkan bahwa energi dapat diubah, dan energi yang memasuki jasad hidup, populasi ataupun ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan ataupun yang terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sustem kehidupan sebagai pengubah energi. Dengan demikian dalam sistem kehidupan dapat ditemukan berbagai strategi untuk mentransformasi energi, maka dibutuhkan “pembukuan masukan dan keluaran kalori dalam sistem kehidupan”.
2.      Azas 2 ( tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien).
Azas ini tak lain adalah hukum thermodinamika II, ini berarti energi yang tak pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Azas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa. Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain.
3.      Azas 3 (Materi,energi,ruang, waktu, dan keanekaragaman,termasuk katagori sumberdaya alam.)
Pengubahan energi oleh sistem biologi harus berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi dilingkungannya. Pengaruh ruang secara azas adalah beranalogia dengan materi dan energi sebagai sumber alam.
4.      Azas 4 (untuk semua katagori sumber daya alam, kalau pengadaanya sudah mencapai optimum, Pengaruh unit kenaikannya sering menurut dengan penambahan sumber alam itu sampai kesuatu tingkat maksimum. Melampaui bata maksimum ini tak akan ada pengaruh mengntungkan lagi.)
Untuk semua katagori sumber alam (kecuali keanakaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah azas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghacuran yang disebabkan oelh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum, azas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumber alam mempunya batas optimum, yang berarti pula batas maksimum mampun batas minimum pengadaan sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologis.
5.      Azas 5
Pada azas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsagan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.
6.      Azas 6
Individu dan spesies yang mempunya lebih banyak keturunan daripada saingannya, cendurung berhasil mengalahakan saingannya. Azas ini adalah pernyataan teori darwin dan wallace. Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasi sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keuturunan daripada yang non-adaptif, pada azas ini ebrlaku “seleksi alam”.
7.      Azas 7
Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam “Mudah diramal”. “Mudah diramal” adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu periode yang raltif lama terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya untuk diramalkan berbeda dari suatu habitat ke habitat lain. Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu diketahu berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan.
8.      Azas 8
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut. Pada azas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunya nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi. Karena satu sama lain mempunya kepentingan dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan teleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
9.      Azas 9
Keanekaragaman komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas,
Azas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energi dalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas. Pada azas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekanragaman dalam suatu sistem biologi.
10.  Azas 10
Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomassa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot. Dalam azas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisini yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh nergi matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman biomassa masih dapat meninggkat dalam perjalanan waktu.
11.  Azas 11
Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa). Dari azas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sdah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa.
12.  Azas 12
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan. Azas ini merupakan kelanjutan dari azas 6 dan 7. Apabila pemilihan(seleksi) berlaku. Tetapi keanekaragaman terus meningkat dilingkungan yang sudah stabil, makan dalam perjalan waktu dapat diharpkan adanya perbaikan terus-menurus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan.
13.  Azas 13
Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap. Yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi. Azas ini merupakan penjabaran dari azas 7,9 dan 12 pada komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, makan jalaur yang lain akan mengambil alih dengan demikian komunitas masih tetatap terjaga kemantapnnya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekagaraman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunya umpan balik yang sangat kompleks.
14.  Azas 14
Azas ini merupakan kebalikan dari azas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-ciri lingkungan/ komunitas yang mantap.
a.       Jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)
b.      Lingkungan fisik mantap (mudah “diramal”)
c.       Sistem kontrol umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks
d.      Efisiensi penggunaan energi
e.       Tingkat keanekaragaman tinggi

Sumber:
http://www.slideshare.net/myulifar/ekologi-danilmulingkungan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar