Industri
Tugas Ke 5 tulisan
berisi teori
Matkul
:Pengetahuan Lingkungan
Nama
:Andy permana
Kelas
:3ID01
NPM
:30411836
Tugas ke: minggu ke 1
Bulan
:agustus
Teori
Industri
A.
Pengertian
Industri
Industri
adalah bagian dari proses produksi dimana bagian dari proses produksi itu tidak
mengambil bahan-bahan langsung dari alam yang kemudian mengolahnya hingga
menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat (Bintarto, 1987).
Industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dengan bahan baku atau bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi-tingginya (I Made Sandi, 1985:148).
Industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dengan bahan baku atau bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi-tingginya (I Made Sandi, 1985:148).
1. Jenis-jenis Industri
Industri
di Indonesia dapat digolongkan dalam beberapa kelompok. Berdasarkan jumlah
tenaga kerja yang digunakan, industri dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu
(Tambunan, 1993:83):
- Industri rumah tangga jumlah pekerjanya 1-4 orang
- Industri kecil jumlah pekerjanya 5-19 orang
- Industri menengah jumlah pekerjanya 20-99 orang
- Industri besar jumlah pekerjanya 100 orang atau lebih
2. Faktor Penunjang Pertumbuhan
Industri
Setiap
usaha mempunyai dan selalu berusaha untuk memadukan empat faktor produksi yang
mendasar yang terdiri dari (Soebroto, 1979):
- Alam, meliputi sumber material yang disediakan oleh alam seperti bahan mentah, tempat untuk mendirikan bangunan dan sebagainya.
- Modal, merupakan barang atau uang yang digunakan untuk mencapai tujuan produksi.
- Tenaga kerja, meliputi sumber tenaga (energi) untuk industri dan tenaga kerja untuk proses produksi.
- Ketrampilan, yaitu kemampuan pengusaha dalam mengelola tata laksana usaha yang terdiri dari kepribadian, pengaturan waktu, pengetahuan, ketrampilan tekhnik dan sebagainya.
Pembangunan
sektor industri dipengaruhi oleh beberapa faktor penunjang
yaitu (Sandi, 1985:148):
- Tersedianya bahan mentah atau bahan baku
- Bahan bakar atau energi
- Pasar dan sarana untuk menjamin permintaan pasar dengan cepat
- Tenaga kerja yang terampil dalam industri yang bersangkutan
- Jaringan komunikasi yang mantap
- Suasana industri yaitu masyarakat yang tahu barang yang dihasilkan atau suasana yang mendukung hidup produksi
3. Tinjauan
Industri Rumahan
a. Pengertian industry
Secara sederhana dalam kamus besar ekonomi (sigit winarno
dan sujana ismaya, 2007; 252) dijelaskan bahwa definisi industri adalah
kegiatan ekonomi dengan memproses atau mengolah bahan-bahan atau barang dengan menggunakan
sarana dan peralatan, seperti mesin, untuk menghasilkan barang (jadi) atau
jasa.
Menurut badan pusat statistic tahun
2008 industri mempunya dua pengertian secara luas, industry mencakup semua
usaha dan kegiatan di bidang ekonomi bersifat produktif. Dalam pengertian
secara sempit, industry hanyalah meencakup industry pengolahan secara sempit,
indutris hanya mencakup industry pengolahan yaitu suatu kegiatan ekonimi yang
melakukan kegiatan mengubah sesuatu barang dasar mekanis, kimia, atau dengan tangan
sehingga menjadi barang setengah jadi adan atau barang jadi, kemudian barang
yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih nilainya dan sifatnya lebih
kepada pemakaian akhir.
Dari berbagai definisi yang telah
dikemukakan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa industry adalah
kegiatan ekonomi dalam mengolah atau memproses serta menghasilkan barang dan
atau jasa dengan menggunakan sarana tertentu sehingga nilai guna (utility) dari barang tersebut meningkat.
b. Pengertian industri
Menurut
badan pusat statistic tahun 2002 industri di Indonesia dapat digolongkan
kedalam beberapa macam kelompok. Industry didasarkan pada banyaknyatenaga kerja
dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu industry besar, memiliki jumlah tenaga
kerja 100 orang atau lebih, industri besar, memiliki jumlah tenaga kerja antara
20-99 orang, industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang dan
industry rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang.
Definisi
yang senada dijelaskan dalam undang-undang No 20 tahun 2008 mengelompokkan industry
kedalam tiga katagori, yaitu
1)
Industri mikro, yaitu usaha produkti milik orang perorangan dan atau badan
usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000.00
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00
2) industry
kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang beridiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memiliki kekayaan bersih dari Rp 50.000.000, sampai dengan paling banyak Rp
500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp 300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00
3) industry
menengah, yaitu usaha ekonomi produkti yang beridiri sendiri, yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat ysaga atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00
c.
Kelebihan dan kelemahan industry kecil
UKM
memiliki ciri-ciri skala usaha kecil padat, karya, berbasis sumberdaya local dan
sumberdaya alam, pelaku banyak, dan menyebar. Sehingga dari cirri-ciri tersebut
dapat diuraikan beberapa kekuatan dan kelemahan UKM Sebagai berikut:
1) skala usaha kecil
Salah satu
karakter penting dari UKM adalah skala usahanya yang relative kecil. Mekipun
batas atas katagori usaha kecil adalah dengan omset maksimal 1miliar, namun
dalam kenyataanya sebagai besar usaha kecil justru memiliki omset dibawah
500juta. Mengacu pada arugumentasi bahwa salah satu sumber keunggulan adalah
melalui economies of scale, maka akan
sulit bagi usaha berskala kecil secara individual untuk bersaing dengan usaha
berskala besar dalam suatu aktivitas bisnis yang sama.
2) Padat karya
Produk usaha
berskala kecil pada umumnya sangat pada karya. Kegiatan produksi yang
melibatkan banyak tenaga kerja sebagai konsekuensi dari aktivitas yang
menghasilkan produk yang berdiri hand
made. Produk UKM yang bersandar pada keahlian dan keterampilan tangan ini
membawa konsekuensi pada kurangnya aspek presis dan kesulitan untuk
distandarisasi. Disamping memiliki kelemahan, aktivitas bisnis yang
mengandalkan keterampilan individu tentu juga meiliki keunikan, sehingga
mendapat pasar yang tersendiri. Keunikan produk UKM dapat dikembangkan sebagai
sumber keungulan menghadapi produk- produk yang berbasis pabrikasi (produk
cetak).
3) Berbasis Sumberdaya local
dan sumberdaya alam
Salah satu
cirri dari orientasi berusaha dikalangan UKM pada umumnya adalah lebih kepada
upaya melakukan aktivitas apa yang bias dilakukan dengan sumberdaya yang ada,
ketimbang memproduksi susuatu yang diminta oleh pasar. Dengan kata lain
aktivitas usaha UKM lebih kepada production
oriented, memproduksi sebaik mungkin apa yang bias dilakukan dengan
bertumpu pada ketersedian sumberdaya yang ada. Karakter aktivitas bisnis UKM
seperti ini menghasilkan produk-produk unggulan yang kompratif pada
masing-masing wilaya, kesinambungan usaha yang berbasis sumberdaya alam
tertentu sangat rentan, manakala UKM terlibat dalam aktivitas produksi yang
mengkesplotasi sumberdaya alam yang tidak terbaharui.
4) Pelaku banyak
Pada
aktivitas bisnis UKM Hampir tidak ada barrier
to entry, baik dari aspek teknologi, investasi, manajemen, perlindungan hak
intelektual, maka sangan mudah bagi masyarakat untuk masuk kedalam industry yang
digeluti oleh UKM. Sebagai konsekuensinya relative sangat banyak untuk
mendorong kompetisi, tetapi dilain pihak ukm sering dihadapkan pada kondisi
dimana banyak UKM sebagai produsen menghadapi kekuatan monopsonis.
5)menyebar
Aktivitas
bisnis UKM dapat dijumpai hamper diseluruh pelosok tanah air serta diberbagai sektor.
Dengan demikian, bila UKM dapat mengembangkan jaringan yang efektif, maka
konsep global production dapat
dipenuhi, karena UKM mampu menghasilkan produk di mana saja dan memasarkannya
ke mana saja serta kapan saja. Dengan kata lain produk UKM yang sejenis sangat
mudak diperoleh masyarakat dimana saja dan kapan saja.
Sumber:
http://www.kajianpustaka.com/2013/01/teori-industri.html
http://eprints.uny.ac.id/8997/3/bab%202%20-08404244033.pdf
http://www.kajianpustaka.com/2013/01/teori-industri.html
http://eprints.uny.ac.id/8997/3/bab%202%20-08404244033.pdf