Tugas 1 Pengetahuan Lingkungan
Tugas: Azas-Azas pengetahuan lingkungan
Nama:Andy
Permana
Kelas: 3ID01
NPM:
30411836
Azas-Azas
Pengetahuan lingkungan
Azas
pengetahuan lingkungan adalah prinsip atau aturan yang mengatur tentang
pengelolaan lingkungan. Terdapat kondisi dan tata hubungan antar kompenen
lingkungan mempunya keteraturan atau menganut asas tertentu, bermanfaat untuk
landasan pengelolaan lingkungan, penyimpangan asas dapat mengakibatkan
penurunan kualitas lingkungan. Azas didalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan
penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan
untuk menguraikan gejala (fenomena) dan siatuasi yang lebih spesifik. Azas
dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus
menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuan secara meluas. Tetapi
ada pula azas yang hanya diakui oleh segolongan ilmuwan tertentu saja, karena
azas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada
situasi dan kondisi yang lebih terbatas, sehingga terkadang azas ini menjadi
bahan pertentangan. Namun demikian sebaliknya apabila suatu azaz sudah diuji
berkali-kali dan hasilnya terus dapat dipertahankan, maka azas ini dapat
berubah statusnya menjadi hukum.
Begitu pula apabila azas yang mentah masih berupa dugaan ilmiah seorang
penelitian, biasa disebut hipotesis.
Hipotesis ini dapat menjadi azas apabila diuji secara terus menerus sehingga
mempoler kesimpulan adanya kebenaran yang dapat diterapkan secara umum. Untuk
mendapatkan azas baru dengan cara pengujian hipotesis ini disebut cara induksi
dan kebanyakan dipergunakan dalam bidang-bidang biologi, komia, fisika. Disini metode
membuat kesimpulan yang menyeluruh, sebaliknya cara lain yaitu dengan cara dedukasi dengn menggunakan kesimpulan
umum untuk menerangkan kejadian yang spesifik. Ada beberapa azas pengetahuan
lingkungan:
1. Azas
1 (Hukum termodinamika).
Azas 1 ini disebut juga dengan hukum koservasi energi, dalam ilmu
fisika sering disebut sebagai hukum
termodinamika pertama. Azas ini menerangkan bahwa energi dapat diubah, dan
energi yang memasuki jasad hidup, populasi ataupun ekosistem dianggap sebagai
energi yang tersimpan ataupun yang terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa
sustem kehidupan sebagai pengubah energi. Dengan demikian dalam sistem
kehidupan dapat ditemukan berbagai strategi untuk mentransformasi energi, maka
dibutuhkan “pembukuan masukan dan keluaran kalori dalam sistem kehidupan”.
2. Azas
2 ( tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien).
Azas ini tak lain adalah hukum thermodinamika II, ini berarti
energi yang tak pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus
diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Azas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu
fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian
energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan
energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang
kemudian beradiasi ke angkasa. Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan
baik oleh jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan
energi dapat dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain.
3. Azas
3 (Materi,energi,ruang, waktu, dan keanekaragaman,termasuk katagori sumberdaya
alam.)
Pengubahan energi oleh sistem biologi
harus berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi
dilingkungannya. Pengaruh ruang secara azas adalah beranalogia dengan materi
dan energi sebagai sumber alam.
4. Azas
4 (untuk semua katagori sumber daya alam, kalau pengadaanya sudah mencapai
optimum, Pengaruh unit kenaikannya sering menurut dengan penambahan sumber alam
itu sampai kesuatu tingkat maksimum. Melampaui bata maksimum ini tak akan ada
pengaruh mengntungkan lagi.)
Untuk semua katagori sumber alam
(kecuali keanakaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas
maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah
azas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghacuran
yang disebabkan oelh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum,
azas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumber alam mempunya batas
optimum, yang berarti pula batas maksimum mampun batas minimum pengadaan
sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologis.
5. Azas
5
Pada azas 5 ini ada dua hal penting,
pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsagan untuk
penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber yang dapat menimbulkan
rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.
6. Azas
6
Individu dan spesies yang mempunya lebih
banyak keturunan daripada saingannya, cendurung berhasil mengalahakan
saingannya. Azas ini adalah pernyataan teori darwin dan wallace. Pada jasad
hidup terdapat perbedaan sifat keturunan dalam hal tingkat adaptasi terhadap
faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan
populasi sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi
akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula jasad hidup yang adaptif akan
mampu menghasilkan banyak keuturunan daripada yang non-adaptif, pada azas ini
ebrlaku “seleksi alam”.
7. Azas
7
Kemantapan keanekaragaman suatu
komunitas lebih tinggi di alam “Mudah diramal”. “Mudah diramal” adanya
keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu periode yang
raltif lama terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan di semua
habitat, tetapi mudah dan sukarnya untuk diramalkan berbeda dari suatu habitat
ke habitat lain. Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi
kehidupan suatu spesies, maka perlu diketahu berapa lama keadaan tersebut dapat
bertahan.
8. Azas
8
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak
oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan
hidup itu dapat memisahkan takson tersebut. Pada azas ini menyatakan bahwa
setiap spesies mempunya nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat
berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi. Karena satu sama lain mempunya
kepentingan dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok
taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan teleran terhadap
lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut
hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
9. Azas
9
Keanekaragaman komunitas sebanding
dengan biomassa dibagi produktivitas,
Azas ini mengandung arti, bahwa
efisiensi penggunaan aliran energi dalam sistem biologi akan meningkat dengan
meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas. Pada
azas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran
energi dan keanekanragaman dalam suatu sistem biologi.
10. Azas
10
Pada lingkungan yang stabil perbandingan
antara biomassa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai
sebuah asimtot. Dalam azas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami
evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam
lingkungan fisini yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan
kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh nergi
matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman biomassa masih
dapat meninggkat dalam perjalanan waktu.
11. Azas
11
Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan
mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa). Dari azas ini adalah pada
ekosistem, populasi yang sdah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman
tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa.
12. Azas
12
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau
tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan. Azas
ini merupakan kelanjutan dari azas 6 dan 7. Apabila pemilihan(seleksi) berlaku.
Tetapi keanekaragaman terus meningkat dilingkungan yang sudah stabil, makan
dalam perjalan waktu dapat diharpkan adanya perbaikan terus-menurus dalam sifat
adaptasi terhadap lingkungan.
13. Azas
13
Lingkungan yang secara fisik mantap
memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang
mantap. Yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi. Azas
ini merupakan penjabaran dari azas 7,9 dan 12 pada komunitas yang mantap,
jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila
terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, makan jalaur yang lain akan
mengambil alih dengan demikian komunitas masih tetatap terjaga kemantapnnya.
Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekagaraman
biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi
dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunya umpan balik yang
sangat kompleks.
14. Azas
14
Azas ini merupakan kebalikan dari azas
ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam
ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang
tinggi.
Ciri-ciri lingkungan/ komunitas yang
mantap.
a. Jumlah
jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)
b. Lingkungan
fisik mantap (mudah “diramal”)
c. Sistem
kontrol umpan balik (feedback) komunitas
sangat kompleks
d. Efisiensi
penggunaan energi
e. Tingkat
keanekaragaman tinggi
Sumber:
http://www.slideshare.net/myulifar/ekologi-danilmulingkungan